
Senin pagi, Kepala BNN RI Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M membuka rapat pimpinan melalui video conference yang dihadiri oleh semua Kepala BNNP/K beserta jajaran BNN RI.(01/02).
Setelah rapat di buka dilanjutkan dengan paparan dari Kepala Pusat Penelitian Data dan Informasi (Puslitdatin) BNN, Drs. Agus Irianto, S.H. M.Si., Ph.D beliau menyampaikan beberapa hal terkait angka prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2019. Dimana BNN telah melakukan prevalensi ke seluruh provinsi di Indonesia. Permasalahan narkoba merupakan suatu ancaman yang serius.
Data kasus tindak kejahatan narkoba pada tahun 2019 yaitu 40.756 kasus dengan jumlah 52.709 orang dan sebanyak 28.349 tersangka. Narapidana dan tahanan kasus narkoba tahun 2019 yaitu 128. 716 orang dimana 50.460 orang atau 32,20% adalah penyalahguna. Adapun estimasi biaya kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan narkoba Rp. 84, 7 Trilliun.
Kemudian beliau memaparkan tentang agenda pembangunan ke-7 RPJM tahun 2020-2021 yang mencangkup program prioritas, kegiatan prioritas nasional, dan indikator kegiatan prioritas. Selanjutnya terkait kerangka kerja logis BNN tahun 2020-2024 dengan tujuan melindungi dan menyelamatkan masyarakat dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Serta mewujudkan transformasi layanan publik yang berkualitas.
Pada tahun 2019 Puslitdatin pernah bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya LIPI melaksanakan survei prevalensi penyalahgunaan narkoba. Dimana terjadi peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba dibandingkan tahun 2017 yaitu sebesar 0,03%. Pengguna narkoba terbanyak terjadi pada puncak usia produktif 25-44 tahun. Ternyata hubungan pertemanan atau pergaulan menjadi sumber utama perolehan narkoba.
Selanjutnya dari Kepala Deputi bidang Pemberdayaan Masyarakat Drs. Andjar Dewanto, S.H., M.B.A menyampaikan terkait pemetaan kawasan rawan narkoba. Dimana kategorisasi daerah rawan narkoba yaitu bahaya, waspada, siaga, dan aman. Kawasan rawan narkoba dipetakan berdasarkan 8 indikator karakteristik pokok dan 5 karakterisrik indikator pendukung.
Kemudian dari Karo Humas dan protokol Sulistyo Pudjo Hartono, S.I.K.,M.Si menyampaikan terkait perkembangan infobnn_ri dan analisis terhadap kelemahan media sosial BNN saat ini. Selain itu Kepala Humas dan protokol BNN RI juga menyampaikan apresiasi terhadap kinerja dari BNNP NTB karena telah membuat konten yang menarik terkait pemusnaan jus 8 miliar. BNNP NTB masuk sterling class 1 karena konten jus 8 milliar yang ditonton lebih dari 8.000 viewers di Instagram.
Setelah paparan dari Puslitdatin, Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat serta Karo Humas dan Protokol BNN RI. Kepala BNN RI kemudian meminta tanggapan kepada kepala BNNP Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta terkait hal-hal yang disampaikan oleh BNN RI.
Diakhir Kepala BNN RI Komjen Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M mengucapkan terimakasih kepada semua yang hadir pada rapat pimpinan. Selain itu beliau juga berterimakasih atas bantuan dan donasi dari seluruh jajaran BNN RI kepada rekan-rekan yang tertimpa musibah. (S/N)