
Oleh : Lalu Tresna Jaya, S.Sos (Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNNP NTB)
Awal 2023 ini, dua gembong kejahatan di ringkus. Yang pertama adalah bos kartel narkoba Sinaloa, Ovidio Guzman, yang diringkus militer Meksiko pada 5 Januari dan terakhir ‘godfather’ Mafia Sisilia Matteo Messina Denaro, ditangkap setelah menjadi buronan polisi Italia selama 30 tahun. Pasukan keamanan Meksiko juga menangkap Guzman, putra gembong Joaquin “El Chapo” Guzman yang berusia 32 tahun, pada dini hari Kamis, 5 Januari 2023. Akibat hal itu, muncul amukan dari anak buah bos kartel narkoba yang menimbulkan kerusakan dan menyebabkan beberapa orang meninggal dunia.
Secara umum, kita ketahui bahwa organisasi perdagangan drugs secara illegal di dunia didalamnya terdapat kartel- kartel narkoba, Beberapa kartel yang terkenal dalam beberapa dekade, antara lain kartel Juarez, organisasi Arellano-Felix, organisasi Caro-Quintero dan organisasi Amezcua Contreras. Satu di antara kartel-kartel atau organisasi-organisasi tersebut, mereka beroperasi secara independen dalam perdagangan narkoba, namun mereka juga memiliki hubungan mitra kerja dalam perdagangan drugs yang disebut dengan Federasi. Analoginya, antara kartel yang satu dengan kartel lainnya saling beraliansi dan terhubung. Dalam operasi drugs ini, mereka membutuhkan keamanan bagi diri mereka saat melakukan kegiatan perdagangan dan keamanan bagi barang yang mereka bawa.
Melihat perkembangan kartel dunia, salah satunya adalah Meksiko. Harus menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk terus berupaya memberantas peredaran gelap narkoba. Karena apa yang terjadi di Meksiko merupakan salah satu kejahatan dari para gembong narkoba yang dimana dapat mengancam stabilitas dan keamanan negara. Sehingga upaya-upaya perlawanan harus real action, jika dibiarkan akan menjadi kartel seperti apa yang penulis jelaskan di awal paragraf. Indonesia sebagai negara yang juga dihadapkan situasi perang melawan narkoba, memiliki musuh yakni para bandar atau gembong narkoba. Pemerintah sejauh ini sudah mengupayakan cara dan upaya dalam pemberantasan dan mencegah peredaran gelap narkotika. Namun tetap saja masih ada orang-orang yang memakai dan menggunakan barang tersebut.
Apa yang di terjadi di Meksiko dan yang terjadi di Indonesia tidak jauh berbeda, narkoba masih juga merajalela. Beragam upaya yang dilakukan oleh BNN sudah sangat baik dalam melawan narkoba. Namun ragam usaha dan upaya yang dilakukan oleh BNN tidak akan berhasil apabila tidak di dukung oleh pihak-pihak lain, salah satunya pemerintah. Pemerintah harus terlibat secara dalam untuk mendukung upaya-upaya serta progam yang dicanangkan oleh BNN dalam memberantas narkoba. Bukan hanya soal pemberian anggaran semata, tetapi turut hadir memberikan ide, gagasan, dan kekuatan untuk melawan peredaran narkoba.
Karena bagaimana pun, kita tidak bisa menafikan bahwa mungkin saja ada kartel kartel narkoba di Indonesia yang keberadaannya belum bisa terdeteksi. Keberadaan kartel tersebut jika tidak segera ditindak dapat membahayakan masyarakat Indonesia dan menggangu keamanan negara. Hemat penulis, kartel tersebut mampu beroperasi dengan mulus karena bisa beradaptasi dengan lingkungan di dalam keberadaan mereka. Para bos kartel bisa saja dengan mudah mengakomodir, merawat dan memberikan bantuan pada kebutuhan sosial masyarakat, sehingga dengan begitu mereka memiliki legitimasi dan kepercayaan dari masyarakat. Jika terjadi demikian, maka solidaritas mereka dapat terbentuk secara kuat. Dampaknya adalah mereka bisa saling menjaga dan melindungi satu sama lain. -c-