Skip to main content
Artikel

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYA

Dibaca: 2377 Oleh 11 Mei 2021Tidak ada komentar
Konsep Otomatis
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Penulis : dr. Savitri Yuanita (Dokter Ahli Muda)

 

Nutrisi merupakan elemen penting yang dibutuhkan oleh tubuh agar seluruh sistem dapat berfungsi dengan baik. Dengan kata lain, tubuh yang sehat adalah yang nutrisi/zat gizinya terpenuhi. Sayang sekali, nutrisi tubuh sering kali terabaikan oleh penyalahguna narkotika. Padahal, asupan gizi yang optimal dalam menjalani masa pemulihan dapat meningkatkan stabilitas sistem kekebalan tubuh1 serta beberapa terapi nutrisi dinilai dapat mengurangi dorongan untuk kembali menggunakan zat (craving)2.

Konsumsi narkotika dapat menyebabkan penurunan asupan dan penyerapan zat gizi yang dibutuhkan tubuh2,3,4,5,. Selain itu, dapat pula menyebabkan peningkatan radikal bebas menyebabkan kerusakan pada organ hati yang berperan dalam proses metabolisme zat gizi (Fe, Zn, vitamin B9, vitamin B12 dan vitamin C)2,3,5. Methamphetamine (shabu) dapat menyebab penurunan hingga hilangnya nafsu makan dan menghambat penyerapan zat Besi (Fe) yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. Akibatnya, pengguna shabu beresiko tinggi mengalami anemia3. Selain itu hilangnya nafsu makan menyebabkan peningkatan kadar asam dan mengiritasi permukaan saluran cerna. Mual muntah yang terjadi karena iritasi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan zat gizi dapat memperburuk kekurangan zat gizi4.

Disamping itu, terdapat beberapa kebiasaan makan yang buruk pada penyalahguna narkotika dapat mengganggu penyerapan zat gizi. Salah satunya adalah kebiasaan minum teh susu telur (TST) yang sering dijadikan alternatif untuk menghilangkan efek samping penggunaan narkotika. TST dikatakan dapat meningkatkan stamina atau alternatif pasokan energi yang lebih cepat, setelah mereka mengalami penurunan efek zat. Konsumsi TST ini justru dapat memperparah gangguan penyerapan zat besi (fe). Susu mengandung kalsium dan teh mengandung tanin, kedua zat ini apabila dikonsumsi bersamaan dengan sumber Fe akan menghambat penyerapan Fe yang terkandung didalam telur3.

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYA

Source :  google

Penyalahguna narkotika jangka panjang beresiko tinggi mengalami penyakit penyerta berupa gangguan cemas, gelisah, dan depresi yang dapat diakibatkan oleh kondisi putus zat (withdrawal). Hal ini menyebabkan terjadinya pola makan yang buruk seperti makan tidak beraturan dan jumlah asupan zat gizi yang tidak adekuat. Bila berlangsung lama dapat menyebabkan cadangan zat gizi di dalam tubuh terpakai4 dan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis.

Selain itu, pengaruh narkotika terhadap reward system di otak menyebabkan pengguna lebih mementingkan kebutuhan akan narkotika dibanding kebutuhan makanan yang bergizi. Penyalahguna narkotika jarang mengkonsumsi buah dan sayuran  yang mengandung Zinc dan vitamin C. Kedua zat ini berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Kekurangan zat gizi ini dapat menyebabkan penyalahguna narkotika rentan terinfeksi penyakit.

Oleh karena itu, upaya memenuhi zat gizi yang hilang serta mengubah pola hidup menjadi lebih sehat merupakan langkah penting yang dapat menunjang pemulihan. Berikut rekomendasi ahli untuk pola makanan sehat dalam menjalani pemulihan dari penyalahgunaan narkotika5

  1. Konsumsi 2-3 L air per hari, menghindari minuman berpemanis buatan
  2. Meningkatkan konsumsi sumber protein nabati (kacang-kacangan dan biji-bijian)
  3. Meningkatkan konsumsi gandum utuh ( quinoa, oat, dll)
  4. Meningkatkan konsumsi makanan anti-inflamasi yang kaya akan anti-oksidan (vitamin A, C, E, selenium, zat besi, omega-3)
  5. Mengkonsumsi makanan tinggi serat

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYA

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYA

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYA

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYA

Source :  google

Penyalahguna narkotika disarankan untuk sarapan pagi (30 menit setelah bangun tidur) dan mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit namun sering (5-6 kali per hari). Mengganti sesi cemilan dengan konsumsi buah-buahan. Untuk konsumsi cafein (kopi), disarankan maksimal 3-4 cangkir perhari, alangkah lebih baik bila kopi dapat diganti dengan teh hijau yang kaya antioksidan5.

Bagi pengguna zat methamphetamine/shabu, disarankan untuk mengkonsumsi makanan protein tinggi dan mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana (gula dan pemanis). Disarankan untuk mengkonsumsi multivitamin/mineral setidaknya 1-2kali sehari. Mengkonsumsi vitamin D3 atau berjemur selama 20 menit minimal 2xseminggu, mengkonsumsi makanan/suplemen yang kaya akan omega-3 dan makanan probiotik5.

MASALAH NUTRISI PADA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PENANGANANNYASource :  google

Kondisi withdrawal/putus zat pada penggunaan narkotika jangka panjang menyebabkan penurunan kadar hormon serotonin dalam otak. Serotonin berperan dalam pengaturan mood, rendahnya kadar serotonin menyebaban perasaan sedih dan depresi. Serotonin didapatkan dari konsumsi makanan yang memiliki kadar asam amino esensial yang tinggi. Telur, daging, susu olahannya (keju dll), tahu dan salmon kaya akan asam amino esensial. Penelitian menunjukkan pasien yang kecanduan heroin atau opiat yang diberikan kombinasi asam amino esensial (phenylalanin, triptopan, tirosin, dan glutamin) saat menjalani program detoksifikasi, menunjukan berkurangnya craving terhadap golongan opiat tersebut2.

Selain itu, rutin berolahraga seperti berjalan kaki di pagi hari maupun setelah makan siang selama 30 menit, stretching, yoga, Zumba, dan olahraga lainnya juga dapat melancarkan sistem pencernaan dan meningkatkan penyerapan zat gizi.

Agar kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi secara optimal, kebutuhan nutrisi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan individu dan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dokter maupun ahli gizi.

Mengubah kebiasaan yang buruk dengan kebiasaan yang lebih sehat tidaklah mudah bagi penyalahguna narkotika, namun bisa dilakukan. Seluruh anggota keluarga, pasangan maupun orang terdekat juga diharapkan dapat berperan mengingatkan kebiasaan makan yang baik dan bersama-sama membangun kebiasaan makan yang sehat.

Referensi :

  1. Jeynes KL, Gibson EL. 2017. The importance of nutrition in aiding recovery from substance use disorders: A review. DOI: 10.1016/j.drugalcdep.2017.07.006
  2. Mahboub, N. Rizk. Karavetian,M. Vrie,N. 2020. Nutritional status and eating habits of people who use drugs and/or are undergoing treatment for recovery: a narrative review. OxfordPress Nutrition Reviews V R Vol. 00(0):1–9
  3. Siahaan,G. Siallagan RF, Purba R. Opposungu R. 2018. Mikronutrien Penyebab Anemia Pada Pengguna Narkoba Di Medan Tembun. Media Gizi Indonesia, Vol. 13, No. 2 Juli–Desember 2018: hlm. 89–99
  4. Ekawati I,Mulyati T. 2009. Hubungan Antara Keadaan Depresi Dengan Status Gizi Pada Pengguna Opiat Di Pusat Rehabilitasi Narkoba. Semarang : Universitas Diponegoro.
  5. Wiss,David A. 2018. Chapter 2 : The Role of Nutrition in Addiction Recovery: What We Know and What We Don’t. The Assessment and Treatment of Addiction. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-54856-4.00002-X

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel