Skip to main content
Artikel

ADIKSI, REHABILITASI DAN HIRARKI KEBUTUHAN (PART 1)

Dibaca: 1122 Oleh 13 Sep 2021Tidak ada komentar
ADIKSI, REHABILITASI DAN HIRARKI KEBUTUHAN (PART 1)
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Penulis: Ayu Wardani, M.Psi, Psikolog Psikolog Klinis Ahli Pertama BNNP NTB

 

Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar kehidupannya dapat berjalan dengan baik. Salah stau teori mengenai kebutuhan dasar manusia adalah hirarki kebutuhan Maslow. Hirarki kebutuhan Maslow (Maslow’s hierarchy of needs) merupakan terori psikologi yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow di tahun 1943, yang menjelaskan tentang 5 (lima) kebutuhan dasar manusia. Ia beranggapan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar di tingkat rendah yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi.

Terdapat lima tingkat yang berbeda dalam hirarki kebutuhan Maslow, mulai dari yang paling dasar hingga yang sifatnya kompleks. Maslow mempercayai jika kebutuhan sama halnya dengan naluri dan berperan dalam memotivasi perilaku manusia. Adapun kebutuhan-kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow yaitu :

  1. Kebutuhan fisiologis (Physiological needs)

Merupakan kebutuhan paling dasar yang harus terpenuhi agar individu dapat berfungsi secara optimal. Kebutuhan ini meliputi makan, minum, bernafas, pakaian, tempat tinggal, seks, tidur/istirahat untuk menjaga kesehatan.

  1. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (Security and safety needs)

Merupakan kebutuhan kedua setelah kebutuhan pertama (kebutuhan fisiologis) terpenuhi. Pada kebutuhan tahap kedua ini, individu menginginkan terpenuhinya rasa keamanan. Ada 2 (dua) bentuk kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan keamanan jiwa dan kebutuhan keamanan harta. Menusia termotivasi dan melakukan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, antara lain dengan bekerja, menabung, tempat tinggal yang aman dan nyaman, dan lainnya.

  1. Kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki (Love and belongingness needs)

Kebutuhan kasih sayang terkait dengan kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan ketiga setelah kebutuhan kedua terpenuhi. Kebutuhan ini melibatkan perasaan seseorang seperti memiliki cinta, sayang, keluarga yang bahagia, keintiman, kepercayaan, serta penerimaan diri. Untuk memenuhi kebutuhan ini, individu akan terlibat dalam hubungan pertemanan, hubungan romantis, keluarga, tergabung dalam kelompok sosial, dan lainnya. Terpenuhinya kebutuhan ini menjadikan individu merasa dicintai dan diterima oleh orang lain dan terhindar dari berbagai masalah seperti kesepian, depresi, dan kecemasan.

  1. Kebutuhan penghargaan (Esteem needs)

Merupakan kebutuhan yang mencakup keinginan untuk memperoleh harga diri, umumnya bergantung pada kekuatan, kompetensi, kebebasan dan kemandirian. Kebutuhan ini juga terkait dengan motivasi atau dorongan untuk berprestasi, dimana individu memiliki keinginan kuat untuk berprestasi dan mendapatkan apresiasi dari orang lain. Orang yang mampu memenuhi kebutuhan ini cenderung merasa yakin dengan kemampuannya sehingga memiliki harga diri yang baik dan mendapat penghormatan dari orang lain. Sebaliknya, jika tidak terpenuhi maka akan mengembangkan rasa rendah diri.

  1. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs).

Merupakan kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Pada tahap ini individu ingin terpenuhi keinginannya untuk aktualisasi diri, yaitu menggunakan potensi dan bakatnya, mencari pertumbuhan dan pengalaman, serta menjadi segala sesuatu yang diinginkan untuk mengaktualisasikan dirinya.

Lima kebutuhan tersebut disebut sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau piramida bertingkat, yang menggambarkan tingkat urutan kebutuhan. Hierarki itu menggambarkan sebuah tangga yang hanya dapat dilewati stau per satu. Sebagai contoh, ketika individu merasa lapar atau haus (kebutuhan fisiologis), ia akan berusaha memenuhi kebutuhan lapar dan hausnya sebelum memuaskan kebutuhan rasa aman (seperti tempat tinggal di perumahan yang aman dan nyaman). Hal ini dikarenakan individu dapat hidup tanpa tempat tinggal tetap, sedangkan kebutuhan makanan dan minuman lebih mendesak untuk terpenuhi.

Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yaitu deficiency needs dan growth needs. Deficiency needs merupakan dorongan yang muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan, misalnya hasrat untuk minum akan semakin kuat ketika individu semakin haus. Growth needs merupakan dorongan untuk mengembangkan diri, dimana dorongan ini bukan muncul karena individu merasa kurang akan sesuatu melainkan karena ingin berkembang dan matang sebagai individu. Adapun yang termasuk ke dalam deficiency needs adalah kebutuhan dasar pertama sampai kebutuhan dasar keempat, sedangkan yang termasuk growth need adalah kebutuhan kelima (aktualisasi diri).

Sistem pemenuhan kebutuhan hirarki tersebut menjadi sebuah sistem yang dilalui sepanjang kehidupan individu dan mengembangkan sistem coping mechanisms (mekanisme mengatasi masalah) untuk kemudian berkembang sebagai manusia. Namun, ketika terjadi adiksi, seluruh sistem tersebut menjadi terganggu. Kondisi tersebut yang kemudian menyulitkan proses pemulihan (rehabilitasi).

Hampir semua klien penyalahguna narkotika yang datang ke Klinik Pratama BNNP NTB ingin berhenti menyalahgunakan narkotika. Namun, beberapa klien, terutama yang telah menggunakan narkotika dalam waktu yang panjang, mengalami kesulitan untuk menghentikan penggunaan atau menahan diri dari keinginan pakai (suggest), meskipun mereka mengetahui bahwa penyalahgunaan narkotika merupakan tindakan yang membahayakan dan merugikan dirinya. Kondisi ini disebut dengan disonansi kognitif (ketidaksesuaian kognitif), yaitu konflik antara kognisi dan perilaku, yang mana merupakan karakteristik utama dalam pemulihan. Menghadapi situasi tersebut, beberapa klien menyerah dan mengembangkan rasa tidak berdaya (helplessness) menghadapi dorongan untuk pakai.

Sebelumnya disampaikan bahwa adiksi telah mengganggu sistem hirarki kebutuhan Maslow, dimana individu yang mengalami adiksi tidak lagi terdorong oleh kebutuhan akan makanan, hubungan dengan orang lain, dan juga aktualisasi diri, karena secara penuh mereka berfokus pada perilaku penggunaan narkotika. Semakin individu mengalami kecanduan, maka dorongan untuk terus menggunakan narkotika akan mengambil alih dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar utama :

  • Kebutuhan fisiologis : individu tidak lagi terpikirkan untuk memenuhi kebutuhannya akan nutrisi makanan, kebersihan dan kesehatan, perawatan diri, dan hal-hal lainnya terkait dengan kebutuhan fisik.
  • Kebutuhan akan rasa aman : seiring meningkatkan kondisi adiksi, individu tidak lagi berfokus pada tempat tinggal yang aman dan sehat melainkan lebih memilih untuk tinggal di tempat yang memudahkannya untuk menggunakan narkotika. Selain itu, dorongan untuk menggunakan narkotika juga mendorong individu untuk melakukan tindakan-tindakan kriminal yang justru membahayakan dirinya.
  • Kebutuhan kasih sayang : individu yang mengalami adiksi cenderung menghindari berhubungan dengan orang-orang yang dicintainya, seperti keluarga, pasangan, sahabat, guru, terlebih lagi ketika mereka dipandang sebagai ancaman untuk terus menggunakan narkotika.
  • Kebutuhan penghargaan : individu yang mengalami adiksi tidak lagi memperhatikan rasa penghargaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain.
  • Kebutuhan aktualisasi diri : individu yang mengalami adiksi tidak lagi memiliki motivasi untuk menggunakan potensi dan bakat yang dimilikinya dan mengembangkan dirinya secara maksimal.

Jika demikian, apakah tidak ada cara untuk individu yang menyalahgunakan narkotika kembali menjalani sistem dan tatanan kehidupan yang sehat?

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel